Dalam ekonomi Islam, bisnis dan etika
tidak harus dipandang sebagai dua hal yang bertentangan, sebab, bisnis
yang merupakan symbol dari urusan duniawi juga dianggap sebagai bagian integral
dari hal-hal yang bersifat investasi akherat. Artinya, jika oreientasi
bisnis dan upaya investasi akhirat (diniatkan sebagai ibadah dan
merupakan totalitas kepatuhan kepada Tuhan), maka bisnis dengan sendirinya
harus sejalan dengan kaidah-kaidah moral yang berlandaskan keimanan kepada
akhirat.
Bahkan dalam Islam, pengertian bisnis
itu sendiri tidak dibatasi urusan dunia, tetapi mencakup pula seluruh kegiatan
kita didunia yang "dibisniskan" (diniatkan sebagai ibadah) untuk
meraih keuntungan atau pahala akhirat. Stetemen ini secara tegas di sebut dalam
salah satu ayat Al-Qur'an. Wahai Orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku
tunjukkan pada suatu perniagaan (bisnis) yang dapat menyelamatkan kamu dari
adzab pedih ? yaitu beriman kepada allah & Rasul-Nya dan berjihad di jalan
Allah dengan jiwa dan hartamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui
Di sebagian masyarakat kita,
seringkali terjadi interpretasi yang keluru terhadap teks al-Qur'an tersebut,
sekilas nilai Islam ini seolah menundukkan urusan duniawi kepada akhirat
sehingga mendorong komunitas muslim untuk berorientasi akhirat dan mengabaikan
jatah dunianya, pandangan ini tentu saja keliru. Dalam konsep Islam, sebenarnya
Allah telah menjamin bahwa orang yang bekerja keras mencari jatah dunianya
dengan tetap mengindahkan kaidah-kaidah akhirat untuk memperoleh kemenangan
duniawi, maka ia tercatat sebagai hamba Tuhan dengan memiliki keseimbangan
tinggi. Sinyalemen ini pernah menjadi kajian serius dari salah seorang tokoh
Islam seperti Ibnu Arabi, dalam sebuah pernyataannya.
Dari sudut pandang dunia bisnis kasus
Jepang setidaknya telah membuktikan keyakinan ini, bahwa motivasi prilaku
ekonomi yang memiliki tujuan lebih besar dan tinggi (kesetiaan pada norma dan
nilai etika yang baik) ketimbang bisnis semata, ternyata telah mampu
mengungguli pencapaian ekonomi Barat (seperti Amerika) yang hampir semata-mata
didasarkan pada kepentingan diri dan materialisme serta menafikan aspek
spiritulualisme.
Jika fakta empiris ini masih bisa
diperdebatkan dalam penafsirannya, kita bisa mendapatkan bukti lain dari logika
ekonomi lain di negara China, dalam sebuah penelitian yang dilakukan pengamat
Islam, bahwa tidak semua pengusaha China perantauan mempunyai hubungan
pribadi dengan pejabat pemerintah yang berpeluang KKN, pada kenyataannya ini
malah mendorong mereka untuk bekerja lebih keras lagi untuk menjalankan
bisnisnya secara professional dan etis, sebab tak ada yang bisa diharapkan
kecuali dengan itu, itulah sebabnya barangkali kenapa perusahaan-perusahaan
besar yang dahulunya tidak punya skil khusus, kini memiliki kekuatan manajemen
dan prospek yang lebih tangguh dengan dasar komitmen pada akar etika yang
dibangunnya
Demikianlah, satu ilustrasi komperatif
tentang prinsip moral Islam yang didasarkan pada keimanan kepada akhirat, yang
diharapkan dapat mendorong prilaku positif di dunia, anggaplah ini sebagai
prinsip atau filsafah moral Islam yang bersifat eskatologis, lalu pertanyaan
lebih lanjut apakah ada falsafah moral Islam yang diharapkan dapat
mencegah prilaku curang muslim, jelas ada, Al-Qur'an sebagaimana Adam Smith
mengkaitkan system ekonomi pasar bebas dengan "hukum Kodrat tentang
tatanan kosmis yang harmonis". Mengaitkan kecurangan mengurangi timbangan
dengan kerusakan tatanan kosmis, Firman-Nya : "Kami telah menciptakan
langit dan bumi dengan keseimbangan, maka janganlah mengurangi timbangan
tadi." Jadi bagi Al-Qur'an curang dalam hal timbangan saja sudah dianggap
sama dengan merusak keseimbangan tatanan kosmis, Apalagi dengan mendzhalimi
atau membunuh orang lain merampas hak kemanusiaan orang lain dalam sektor
ekonomi)
Firman Allah : "janganlah kamu membunuh jiwa, barangsiapa membunuh satu jiwa maka seolah dia membunuh semua manusia (kemanusiaan)"
Firman Allah : "janganlah kamu membunuh jiwa, barangsiapa membunuh satu jiwa maka seolah dia membunuh semua manusia (kemanusiaan)"
Sumber :
http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1263:etika-bisnis-dalam-perpektif-islam&catid=8:kajian-ekonomi&Itemid=60
Tidak ada komentar:
Posting Komentar